Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Duta Besar A.M Fachir, klaim budaya Indonesia oleh Malaysia tidak lepas dari persamaan ras melayu di antara kedua negara.
Dia mengatakan, Pemerintah Indonesia harus melakukan dialog dengan Malaysia untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai klaim Negeri Jiran terhadap beberapa kebudayaan Indonesia, seperti kasus tarian Tor-tor. Fachir mengatakan, sekira 70 persen ras Melayu yang ada di Malaysia berasal dari Indonesia. Tidak bisa dipungkiri apabila ada keinginan untuk melestarikan kebudayaan tersebut.
“Sehingga perlu ada dialog antarkepala pemerintahan yang bisa mencari titik temu dan solusi bagi masalah seperti ini,” ujarnya pada acara "Seminar Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Diplomasi dan Kerja Sama Teknik" di Balikpapan, Kalimantan Timur, belum lama ini.
Dikatakan Fachir, isu semacam ini sebaiknya tidak dibuat hanya untuk memperkeruh keadaan atau mengganggu hubungan bilateral antara kedua negara. Kedekatan erat dalam etnis Melayu, katanya, menjadi penyebab terjadinya "perebutan" kebudayaan antardua negara, yang masing-masing merasa perlu untuk dilestarikan.
Menurutnya, pemerintah daerah sebaiknya berperan aktif dalam mengkomunikasikan hal semacam ini karena di Malaysia juga terdapat banyak organisasi kemasyarakatan yang berbasis kesukuan, seperti Banjar Malaysia, Batak Malaysia, dan lainnya.
“Adanya komunikasi diharapkan juga bisa menjembatani hubungan diplomasi sehingga klaim kepemilikan semacam ini bisa dihindari,” tutupnya.
Sumber