Menyerang Barca Sama Saja Buka Gawang Sendiri


Daylife/Reuters
Pelatih Bayer Leverkusen, Robin Dutt, mempersiapkan sesi latihan di Leverkusen, Senin (13/2/2012). Bayer Leverkusen akan berhadapan dengan FC Barcelona di leg pertama babak 16 besar Liga Champions, Selasa (14/2/2012) atau Rabu dini hari.
 
LEVERKUSEN, KOMPAS.com -  Sebelum melakoni laga kandang melawan Barcelona pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions di Stadion BayArena, Selasa (14/2/2012) atau Rabu dini hari WIB tadi, Pelatih Bayer Leverkusen, Robin Dutt, telah menyiapkan beberapa alternatif taktik untuk meredam tamu mereka. Taktik sudah disiapkan dan dimatangkan dalam latihan-latihan. Namun, masih juga gagal.

Leverkusen kalah 1-3 di kandang sendiri. Sebelum kemasukan gol Alexis Sanchez menit ke-41, taktik Leverkusen seperti akan mampu meredam Barcelona lewat permainan bertahan. Namun, pertahanan mereka akhirnya tetap jebol juga saat bek kiri Leverkusen Michal Kadlec tertarik ke depan.

Dari umpan Lionel Messi, Sanchez melesakkan gol pembuka Barcelona. Di babak kedua, Leverkusen mengambil inisiatif serangan dan sempat menyamakan 1-1 lewat gol Kadlec. Akan tetapi, di babak kedua tim asuhan Pelatih Robin Dutt itu malah kebobolan dua gol (Sanchez dan Lionel Messi). Jadi, apa yang sebenarnya terjadi pada klub saat menghadapi tim dengan gaya permainan selevel Barcelona?

"Setiap kali Anda memeragakan permainan menyerang melawan Barcelona, Anda juga akan membuat mereka mendapatkan peluang gol juga. Itu tema ceritanya," kata Dutt dalam jumpa pers seusai laga.

Dalam jumpa pers sehari sebelum laga, Dutt mengemukakan, ada beberapa cara untuk mengalahkan Barcelona, misalnya permainan bertahan total seperti yang sukses dilakukan Inter pada semifinal 2009/2010, di mana 10 pemain menunggu datangnya bola. Cara lainnya bisa juga dengan pendekatan menyerang, banyak melakukan pressing, seperti yang dilakukan Valencia saat dua kali menahan Barcelona (2-2 di Liga Spanyol dan 1-1 pada leg pertama semifinal Piala Raja).

"Meskipun, pada akhirnya sebagian besar tim tetap kalah," papar Dutt saat itu.

"Apa pun taktik yang Anda kerahkan, Anda harus mempersiapkan diri melawan Barcelona yang bakal mengendalikan 65-70 persen penguasaan bola dan Anda hanya akan sukses jika berhasil menerapkan taktik-taktik itu dan Barcelona bernasib buruk."

Di babak pertama, Dutt terlihat seperti menerapkan taktik Inter. Namun, taktik itu tidak berjalan seiring absennya beberapa pemain seperti Michael Ballack, Sidney Sam, dan Eren Derdiyok karena cedera. Striker Stefan Kiessling juga dicadangkan dan baru turun menit ke-77. Keempat pemain itu adalah para pencetak gol Leverkusen di Liga Champions.

"Pertahanan kami berfungsi sangat bagus sepanjang babak pertama, tetapi kami bermain terlalu menaruh hormat pada mereka (Barcelona)," jelas Dutt.

"Di babak kedua, ceritanya sama sekali berbeda. Saat istirahat turun minum, saya meminta para pemain mengambil inisiatif dan berpartisipasi pada laga. Di babak kedua itu, kami bisa menyulitkan Barcelona. Pada lima belas menit pertama (di babak kedua), kami tampil lebih bagus dan sempat memainkan sepak bola yang benar-benar indah," lanjut Dutt.

Namun, seperti yang dia ungkapkan sendiri, bermain menyerang lawan Barcelona juga bisa mendatangkan bumerang. Dengan taktik permainan menyerang, itu sama saja seperti membuka pertahanan gawang sendiri dan "membuat mereka (Barcelona) mendapatkan peluang gol." (SAM) 


Sumber: Associated Press, UEFA 

 
READNET 88 CONTACT US | Bloggerized by ILHAM BANDERAS - ABOUT US | MORE INFO