Read Net 88 - Studi terbaru yang dilakukan oleh World Bank dan penelitian terbaru Arthur D Little, memperlihatkan bahwa setiap penambahan 10% penetrasi layanan broadband ada pertumbuhan ekonomi dan pendapatan domestik bruto (GDP) 1% hingga 1,3%.
Menurut Heru Sutadi, penggagas IndoLTE Forum, angka tersebut memang masih di bawah estimasi internasional. Namun tetap ada temuan bahwa ada korelasi antara broadband dan pertumbuhan GDP.
"Dengan penambahan setiap 1.000 pengguna akses broadband baru akan menumbuhkan 80 pekerjaan baru," kata Heru dalam diskusi interaktif 'Rethinking Spectrum Management' di Seremanis, Jakarta.
Itu pula yang mendorong Master Plan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Indonesia (MP3EI) menargetkan di tahun 2014 penetrasi broadband Indonesia sudah mencapai minimal 30%.
Kemudian, 100% tersedianya kabel serat optik antarpulau, tersedianya 88% jaringan broadband di Kabupaten/Kota, serta akses broadband di 13 juta rumah tangga (10,85 juta rumah tangga di 2013).
"Dan kalau kita lihat, jaringan nirkabel dengan teknologi 3G telah memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan jumlah pengguna layanan broadband," kata Heru yang juga peneliti di Indonesia ICT Institute.
Berdasar laporan triwulan pertama 2012, kontribusi pengguna broadband dari masing-masing operator 3G di Indonesia telah mencapai 107,35 juta.
Jumlah itu didapat dari lima operator seluler 3G, yaitu Telkomsel 40 juta, Indosat 31,2 juta, XL Axiata 27,9 juta, Axis Telekom Indonesia 4,25 juta, dan Hutchison CP Telecom 4 juta.
"Efek pertumbuhan broadband ini berarti signifikan dan lebih kuat, dan lebih tinggi dibanding dengan jasa teleponi dan internet.
"Melihat peran yang sangat dominan dalam penyediaan layanan broadband berbasis nirkabel, maka kebutuhan spektrum dinilainya akan menjadi amat krusial untuk mendorong pertumbuhan broadband di Indonesia yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi," pungkas Heru.
http://www.infotekno.co.id/news/FYI/2012/07/11/80_pekerjaan_baru_dihasilkan_dari_1000_akses_broadband