Kisah Penyesalan Pria Operasi Kelamin



ReadNet 88 - Merasa terperangkap dalam raga yang salah. Itu biasanya menjadi alasan sejumlah orang melakukan operasi penyesuaian alat kelamin. Namun, sama sekali bukan itu yang melatari kenekatan Gary Norton mengubah kelaminnya menjadi wanita.

Pria veteran Royal Air Force (RAF) Inggris itu melakukan operasi saat usianya sudah cukup renta, 52 tahun. Memanfaatkan dana dari sistem kesehatan nasional di negaranya (NHS), ia hanya ingin mengambil jalan pintas untuk memudahkannya menjalin hubungan fisik dengan banyak wanita.

Usai berganti kelamin, Norton mengubah namanya menjadi Gillian. Ia lantas bergabung dalam beberapa komunitas wanita, seperti kelas yoga, agensi model bikini. Ia juga sering menghabiskan waktu di salon, membeli bikini, gaun cantik, dan make up.

Ia menjadikan itu modal untuk memulai kencan dengan beberapa teman wanitanya. Namun, semua itu justru menjerumuskannya dalam keterpurukan menyiksa.

Norton sungguh tak berpikir panjang. Meski operasi membuat kelaminnya berubah, jiwanya tetap maskulin. "Saya merasa terjebak. Saya pikir telah melakukan hal terbaik dengan menjadi wanita. Tapi, kondisi ini justru menjadikan saya seorang lesbian," ujarnya kepada The Sun.

Ia merasa operasi mengubah kelamin adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya. Tak hanya mengantarnya pada komunitas lesbi, perubahan gender yang tak dari hati membuatnya hanyut dalam kesepian dan kesengsaraan.

Di usianya yang kini menginjak 75 tahun, ia telah berhenti mengonsumsi obat hormon wanita yang berfungsi menghentikan pertumbuhan rambut di sekitar dagunya. Ia juga harus mengonsumsi obat untuk melawan pertumbuhan payudaranya.

Merasa terjebak dalam sebuah mimpi buruk, Gary pun akhirnya mengajukan surat permohonan kepada NHS untuk mengembalikan kelaminnya seperti semula. Sayang, permohonan pembiayaan operasi pengembalian kelaminnya itu ditolak.

 
READNET 88 CONTACT US | Bloggerized by ILHAM BANDERAS - ABOUT US | MORE INFO