Ledakan Meteor di Rusia Terbesar Selama 100 Tahun


 Jejak benda yang diduga meteor terlihat di atas blok apartemen di Chelyabinsk, Ural, Rusia, Jumat (15/02/2013).

"Di Indonesia pun pernah terjadi, yaitu pada 8 Oktober 2009."


ReadNet 88 - Para peneliti mengungkapkan bahwa meteor yang jatuh kawasan Ural, Rusia, pada Jumat pagi, 15 Febuari 2013 waktu setempat, adalah yang terbesar selama satu abad terakhir.

Bola api raksasa itu diberitakan telah merusak ratusan rumah, melukai 1.000 orang di wilayah Chelyabinsk, salah satu kota di Ural, Rusia.

Menurut Peter Brown, Direktur Pusat Ilmu Keplanetan dan Eksplorasi di University of Western Ontario di Kanada, meteor itu awalnya mungkin sebesar 50 kaki atau sekitar 15 meter dan beratnya sekitar 7.000 ton.

Dari rekaman video menunjukkan benda langit itu meluncur dengan kecepatan 40.260 mph (64.800 kph) saat memasuki atmosfer. Namun, setelah melewati atmosfer, benda langit itu terbakar dan meledak menjadi 10 bola api.

"Dari berbagai sensor menggunakan beberapa teknologi, perkiraan awal dari total ledakan yang akan disebabkan meteor itu sekitar 300 kiloton TNT. Tapi jumlah itu baru perkiraan awal," kata Brown dilansir Space, 16 Februari 2013.

Peristiwa lain
Insiden Jumat pagi ini diperbandingkan dengan peristiwa sejenis di Rusia pada 1908, yang dikenal dengan peristiwa Tunguska. Ledakan meteornya meratakan 2.137 km persegi hutan.

"Saya yakin ledakan pada Jumat pagi itu lebih dari 100 kiloton TNT, dan lebih besar dari ledakan di Tunguska," jelas Brown.

Brown pun membandingkan besarnya ledakan dari meteor yang pernah jatuh ke bumi selama satu abad terakhir. Ia menjelaskan peristiwa jatuhnya meteor ke bumi lainnya terjadi pada 12 Februari di Uni Soviet, saat itu ledakannnya setara dengan 10 kiloton TNT.

"Di Indonesia pun pernah terjadi, yaitu pada 8 Oktober 2009. Ledakannya mencapai 50 kilo ton TNT, namun itu terjadi di laut," jelas Brown.

Brown menegaskan bahwa data dari ledakan meteor di wilayah Chelyabinsk masih tahap awal. "Hasil keseluruhan dari total ledakan masih bisa berubah. Kami masih terus menganalisisnya untuk mendapatkan hasil yang akurat," jelas Brown. (ren)

 
READNET 88 CONTACT US | Bloggerized by ILHAM BANDERAS - ABOUT US | MORE INFO