13 tahun lalu saat pertama
terjun dalam bisnis, saya membangun
bisnis supplier industri. Dengan modal pas-pasan dari 2 orang
'silent partner' saya. Modal
tunai/cash di tangan hanya skitar
S$ 2000 (sekitar 14 juta, kurs saat itu).
Tanpa memiliki stok barang
sedikitpun. Saya tidak
ikut memberikan modal, tapi setor tenaga
dengan kompensasi 30% saham yang harus dicicil kemudian. Saya menjalankan bisnis ini sendiri.
Dengan modal berani,
kartu nama dan
daftar nama di lingkungan industri,
saya door to door menawarkan
spare part, yang belum ada wujudnya. Transport keseharian saya adalah angkot
dan ojek. Berbekal tas
dan payung lipat, serta smangat
'45.
Jika seorang
buyer (pengadaan) suatu pabrik perlu spare part, saya akan
mencarinya di supplier-supplier
lokal Batam atau Singapur. Kemudian saya menaikkan harganya, misal 20% dan membuat penawaran
kepada mereka. Jika mereka order, saya baru order barang tersebut ke supplier.
Karena variasi produk yang begitu banyak, memaksa saya mencari
di supplier yang berbeda-beda. Konsekuensinya,
saya harus membayar CASH! Sedangkan saya mendapatkan pembayaran dari customer saya: 30-45 hari kemudian (jika ontime, sering molor). Pernah juga 2 tahun kemudian baru dibayar.
Orderanpun mulai berdatangan, tapi saya makin
ketakutan. Knapa? tidak punya uang untuk beli barang. Belum
tahu ilmu #YEAmodal lagi.
Saya nego dengan supplier untuk
memberikan tempo 30 hari. Sebagian setuju, tentu dengan harga lebih tinggi. Tak
apa-apa, asal masih bisa jualan. Dalam bulan kedua, keuangan mulai minus, karena
belum ada pembayaran, sedangkan biaya operasional terus berjalan.
Belum sempat kita terima pembayaran,
tagihan dari supplier sudah jatuh tempo. Apalagi pembayaran dari customer
tertunda. Bulan ketiga, bisnis kita TUTUP, dalam kondisi masih ada orderan dari
customer. CASH kita kosong dan masih hutang di supplier.
Di mana letak kesalahannya? Sebelumnya
mari kita simak materi 5 Macam Bisnis berdasar Cashflow...
5 Macam Bisnis berdasar Cashflow
I. Cashflow Harian; segala bisnis yang dibayar tunai, seperti retail,
minimarket, Rumah Makan, jual sayur, sewa lapangan futsal, pokoknya cash deh!
II. Cashflow Bulanan; segala bisnis yang dibayar bulanan atau tempo
30 hari, seperti rumah kos, supplier tetap, sekolah, kursus, kreditan, fitness.
III. Cashflow Semesteran; segala bisnis yang dibayar berkala, 3 atau 6
bulanan, seperti tempat bimbingan belajar, kursus.
IV. Cashflow Tahunan; segala bisnis yang dibayar pertahun, seperti
deviden, kontrakan, properti, sekolah Taman Kanak-kanak, playgroup.
V. Cashflow Proyek; segala bisnis yang tidak pasti dapat ordernya, dibayar
setelah selesai, seperti tender-tender konstruksi, perumahan, pengadaan, EO.
Masing-masing memiliki kelebihan
dan kekurangan. Tergantung starting point dan kemampuan permodalan Anda. Jika
modal Anda cekak, jaringan belum kuat, mainkan cashflow harian atau bulanan.
Margin kecil, yang penting perputaran cepat!!!
Menurut Anda, bagus mana margin
3% dengan 30%? Tergantung cashflow-nya!! Misal modal Anda hanya 30juta,
perhatikan berikut...
Anda mendapat tender pengecatan (cf proyek),
selesai 7 hari, bayar mundur 30hr. 30% x 30jt = 9jt (profit) dalam 37 hari!
Anda kulakan sayur/buah di
pasar dini hari, jual pagi
hari, CASH and CARRY! 3% cf
harian x 30jt x 30hr = 27jt (profit).
Bagus mana? Tentu bagus 3% tapi perputaran cepat donk. Apalagi kalau proyeknya selesai berbulan-bulan dan masih dibayar mundur...
Mungkin ada dari
Anda yang bergumam, "Jual sayur? Gengsi lah yau MasJ."
Karjani, alumni ECamp dari Banjarmasin,
sebelum ECamp, omsetnya 1,2M/bulan. Sekarang omsetnya 7M/bulan. Apa bisnisnya?
Grosir Telor Asin!
Sugianto, alumni ECamp dari Meranggen
Jawa-tengah, Omsetnya 6M/bulan, dari grosir kantong plastik (kresek).
Gengsi? Yang penting Kaya! Daripada
bisnis mentereng, kocek cekak, jiaaahhh makan tuh gengsi!
Cashflow Bulanan memiliki kelebihan 'STABIL', karena seperti
sudah dapat ikatan 'abonemen', tingkat loyalitas dan repeat ordernya terjaga!
Cashflow Semester, seperti bimbingan belajar, biasanya
membutuhkan waktu untuk mengedukasi pasar, apalagi jika mereknya belum
terkenal.
Cashflow Tahunan tentu saja tidak bisa dipakai untuk
sandaran hidup sehari-hari, kecuali Anda punya rumah 13...
Cashflow Proyek seringkali menggoda secara MARGIN, tapi harus
dihitung ulang return rata-rata/bulannya. Jangan-jangan lebih kecil daripada
jualan sayur!
Cashflow Proyek juga tidak dapat
diprediksi kapan dapatnya. Selain itu, Anda masih harus memenuhi kebutuhan
harian Anda.
Ada bisa mengkombinasikan Cashflow-cashflow
diatas untuk mendapat kestabilan. Yang penting, jangan sampai Cash Anda kosong!
Bahkan dalam kondisi rugipun,
asalkan Anda masih bisa mengolah cash dengan cantik (bayar mundur), Anda masih
bisa bertahan hidup!
Sebaliknya, meski UNTUNG BESAR, jika
cash Anda kosong dan pembayaran tersendat... Si Untung hanya
bualan di KERTAS saja!
Margin bukan segalanya, cash lebih
utama. Karena cash adalah darah bisnis Anda.
Kombinasikan materi ini dengan
materi #YEAmodal, Anda akan mendapatkan formula permodalan yang handal.
Jadi, apa penyebab utama
kebangkrutan usaha pertama saya di atas...? Smoga terhindar dlm bisnis Anda!
(YEA-Indonesia)